Fenomena Langka: Salju Menyelimuti Puncak Grasberg Papua, BMKG Ungkap Penyebabnya
Indonesia, sebagai negara tropis, identik dengan iklim hangat dan sinar matahari melimpah. Namun, di salah satu sudut timurnya, keunikan alam seringkali menawarkan kejutan tak terduga. Baru-baru ini, sebuah fenomena langka menjadi viral, di mana Salju Menyelimuti kawasan Grasberg, Papua. Pemandangan putih yang kontras dengan lanskap tropis ini sontak memicu rasa penasaran. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang mengapa Salju Menyeliputi puncak Grasberg, serta penjelasan ilmiah dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kejadian tersebut.
Kawasan Grasberg, yang merupakan lokasi pertambangan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, menjadi saksi bisu fenomena ini. Video dan foto yang beredar luas di media sosial menunjukkan hamparan putih yang menutupi area tersebut, seolah bukan berada di Indonesia. Peristiwa Salju Menyelimuti ini menarik perhatian publik karena sangat jarang terjadi di wilayah yang secara geografis berada di dekat garis khatulistiwa.
BMKG dengan cepat memberikan penjelasan terkait fenomena alam yang tidak biasa ini. Menurut Ezri Ronsumbre dari BMKG, turunnya salju di wilayah Mimika adalah imbas dari musim penghujan yang terjadi di wilayah tersebut. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Agustus. “Salju yang terjadi di wilayah Mimika adalah imbas dari musim penghujan yang saat ini tengah terjadi di wilayah tersebut dan diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus 2023,” jelas Ezri pada hari Rabu, 26 Juli 2023.
Lebih lanjut, Ezri menjelaskan bahwa fenomena hujan salju ini dipengaruhi oleh keberadaan awan Nimbostratus. Awan jenis ini dikenal dapat menyebabkan curah hujan yang lebat dan persisten, serta dalam kondisi suhu yang sangat dingin di ketinggian, dapat menghasilkan partikel es atau salju. Selain itu, faktor letak geografis Kabupaten Mimika yang berada di ketinggian di atas 2.500 meter di atas permukaan laut (MDPL) turut menjadi pemicu utama. Ketinggian ekstrem menyebabkan suhu udara sangat rendah, memungkinkan presipitasi turun dalam bentuk padat (salju) alih-alih cair (hujan). Data BMKG setempat mencatat suhu di puncak Grasberg bisa mencapai di bawah titik beku pada waktu-waktu tertentu, terutama saat musim hujan.
Fenomena ini mengingatkan kita akan keajaiban dan keragaman alam Indonesia yang luar biasa. Meski berada di garis ekuator, topografi yang beragam, khususnya pegunungan tinggi, memungkinkan terjadinya peristiwa alam yang tak terduga seperti Salju Menyelimuti puncak Grasberg. Ini adalah bukti bahwa alam selalu punya cara untuk membuat kita takjub.